MAKALAH
PENCEMARAN
AKIBAT LOGAM DAN LIMBAH BERBAHAYA
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PPLF
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan
adalah kesatuan ruang dari semua benda, daya, kehidupan dan makhluk hidup
termasuk manusia dan perilakunya yang dapat mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan ini juga merupakan anugerah Tuhan YME
yang harus dijaga agar tercipta lingkungan sesuai dengan peruntukkannya bagi
manusi dan makhluk hidup lainnya.
Pada
era global ini, tak dapat dipungkiri bahwa banyak teknologi-teknologi maju dan
berkembang yang memanfaatkan unsur lingkungan. Teknologi diartikan sebagai
sesuatu yang indah dan ramah yang dapat memberikan kemudahan bagi manusia untuk
melakukan kegiatan dan mencapai tujuan dalam hidupnya. Namun, pada kenyataannya
banyak yang memberikan manfaat bagi manusia, tapi hanya sedikit yang memberikan
manfaat untuk lingkungan. Hal ini menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Pencemaran
lingkungan dapat diartikan sebagai perubahan lingkungan yang tidak
menguntungkan sebagai akibat dari tindakan manusia terhadap perubahan pada
penggunaan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika, dan jumlah
organisme yang tidak sesuai standar atau jumlahnya terlalu berlebihan. Apabila
pencemaran akibat teknologi ini dibiarkan mengalir begitu saja tanpa adanya
penanganan dan pengendalian yang tepat, maka akan menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan maupun manusia dan makhluk hidup lainnya. Walaupun ada juga
yang memberikan dampak positif.
Akhir-akhir
ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik,rumah tangga, perusahaan,
kantor-kantor, sekolah dan sebagainya. Yang berupa cair,padat bahkan berupa zat
gas dan semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita. Tetapi ada limbah yang
lebih berbahaya lagi yang mengandung logam. Hal tersebut
sebenarnya bukan merupakan masalah kecil dan sepele,karena apabila limbah
tersebut dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya,atau bahkan melakukan
penanganan yang salah dalam menanganani limbah tersebut maka akan sangat membahayakan
lingkungan dan juga manusia yang ada disekitarnya.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pencemaran akibat logam
berat dan limbah berbahaya
2. Untuk mengetahui penanggulangan pencemaran
akibat logam berat dan limbah berbahaya
BAB II
ISI
A. Pengertian
logam
1.
Pengertian logam
Istilah logam
biasanya diberikan kepada semua unsur-unsur kimia dengan ketentuan-ketentuan
atau kaidah kaidah tertentu.setiap logam haruslah memiliki kemampuan yang baik
sebagai penghantar daya listrik atau konduktor, memiliki kemampuan sebagai
penghantar panas yang baik, memiliki repatan tinggi, untuk logam padat dapat
ditempa dan dibentuk.
Sedangkan
logam berat masih termasuk golongan logam dengan logam-logam lain, perbedaanya
terletak pada pengaruh yang dihasilkan logam berat ini bila berikatan atau
masuk kedalam tubuh organisme hidup.
B. Sumber
pencemaran lingkungan akibat logam dan limbah berbahaya
1.
Pb
Penggunaan Pb dalam industri kimia cukup luas antara lain, dalam
industri batery, industri keramik, industri cat. Selain itu meningkatnya
konsentrasi Pb di udara dapat berasal dari hasil pembakaran bahan bakar bensin
dalam berbagai senyawa Pb terutama PbBrCl dan PbBrCl.2PbO. Senyawa Pb halogen
terbentuk selama pembakaran bensin, karena dalam bensin yang sering ditambahkan
cairan anti letupan (anti ketok) yang terdiri dari 62% TEL, 18% etildiklorida
dan 2% bahan-bahan lainnya. Senyawa yang berperan sebagai zat anti ketok adalah
timbal oksida. Timbal oksida ini terdapat dakam partikel-partikel yang tersebar
dala ruang bakar bensin Senyawa Pb sukar larut dalam air tetapi mudah larut
dalam minyak atau lemak (Fardiaz, 1992).
2. MERCURI
Sumber
utama Merkuri (Hg) di atmosfer adalah penguapan Hg dari tanah dan air,
disamping itu pembakaran "fossil-fuels" terutama batu bara. Kadar Hg
diudara akan naik dapat disebabkan oleh pembuangan sampah padat seperti termo
meter Hg, Switch listrik, dan battery juga pemakaian cat yang mengandung Hg,
anti jamur dan pestisida serta pembakaran
limbah minyak. Sumber utama pada air adalah dari buangan industri
(terutama industri tambangemas) dan proses pelapukan batuan karena pengaruh
iklim
3.
Cadmium (Cd)
Tahun
1947, masyarakat Jepang yang berdiam di pinggiran sungai Jintsu, Toyama, juga
terjangkit penyakit yang aneh semacam penyakit rematik. Biasanya penyakit nyeri
tulang ini disebut penyakit “ Ita-ita “.
Tahun 1968 setelah para ahli melakukan penelitian diketahui bahwa penyakit ini disebabkan oleh racun limbah logam Cadmium (Cd) dari Perusahaan Tambang Mitsui dan Perusahaan Pemisahaan Logam Kamioka.
Racun Cadmium (Cd) awalnya dimulai dengan perubahan warna kuning pada gigi, kemudian diikuti gangguan pada rongga hidung, bersin, hilangnya indra penciuman, dan mulut menjadi kering. Tanda-tanda yang paling khas dari penyakit ini adalah nyeri pada punggung dan otot kaki. Logam berat Cadmium paling banyak dalam bentuk Cd bervalensi H, yang berikatan dengan gugus anorganik (halida, oksida, sulfida). Cadmium (Cd) dengan gugusan karbonat, sulfida dan hidroksida mempunyai kelarutan yang sangat rendah sehingga Cadmium (Cd) di lingkungan perairan banyak terdapat dalam sedimen.
Cadimium (Cd) biasanya dihasilkan sebagai produk industri seng dan keperluan industri tambang lainnya dan dapat ditemukan pada : (1) endapan sulfide terutama biji seng;(2) endapan biji timbal dan tembaga ;(3) batu bara yang mengandung belerang tinggi.
Tahun 1968 setelah para ahli melakukan penelitian diketahui bahwa penyakit ini disebabkan oleh racun limbah logam Cadmium (Cd) dari Perusahaan Tambang Mitsui dan Perusahaan Pemisahaan Logam Kamioka.
Racun Cadmium (Cd) awalnya dimulai dengan perubahan warna kuning pada gigi, kemudian diikuti gangguan pada rongga hidung, bersin, hilangnya indra penciuman, dan mulut menjadi kering. Tanda-tanda yang paling khas dari penyakit ini adalah nyeri pada punggung dan otot kaki. Logam berat Cadmium paling banyak dalam bentuk Cd bervalensi H, yang berikatan dengan gugus anorganik (halida, oksida, sulfida). Cadmium (Cd) dengan gugusan karbonat, sulfida dan hidroksida mempunyai kelarutan yang sangat rendah sehingga Cadmium (Cd) di lingkungan perairan banyak terdapat dalam sedimen.
Cadimium (Cd) biasanya dihasilkan sebagai produk industri seng dan keperluan industri tambang lainnya dan dapat ditemukan pada : (1) endapan sulfide terutama biji seng;(2) endapan biji timbal dan tembaga ;(3) batu bara yang mengandung belerang tinggi.
4.
Chromium (Cr)
Logam Chromium (Cr) juga beracun bagi manusia. Pengaruh racun ini pada awalnya juga diketahui di Jepang pada tahun 1960, dimana masyarakat yang tinggal di daerah sekitar pabrik Kiryama, Nippon-Denko Concern di Pulau Hokkaido banyak menderita penyakit kanker paru-paru. Awalnya penyakit ini tidak diketahui penyebabnya, setelah melalui penelitian ternyata Kesehatan Lingkungan 2 of 5
penyakit tersebut diketahui sebagai akibat dari masyarakat menghirup limbah debu Industri tersebut di atas yang mengandung Chromium Bervalensi IV (Cr+4) dan (Cr+6).
Logam Chromium (Cr) juga beracun bagi manusia. Pengaruh racun ini pada awalnya juga diketahui di Jepang pada tahun 1960, dimana masyarakat yang tinggal di daerah sekitar pabrik Kiryama, Nippon-Denko Concern di Pulau Hokkaido banyak menderita penyakit kanker paru-paru. Awalnya penyakit ini tidak diketahui penyebabnya, setelah melalui penelitian ternyata Kesehatan Lingkungan 2 of 5
penyakit tersebut diketahui sebagai akibat dari masyarakat menghirup limbah debu Industri tersebut di atas yang mengandung Chromium Bervalensi IV (Cr+4) dan (Cr+6).
5.
Arsen/arsenic
Sumber Pencemaran Arsen dalam LingkunganPembakaran
batubara dan pelelehan logam merupakan sumber utama pencemaran arsen dalam
udara.Pencemaran arsen terdapat di sekitar pelelehan logam (tembaga dan timah
hitam). Arsen merupakansalah satu hasil sampingan dari proses pengolahan bijih
logam non-besi terutama emas, yangmempunyai sifat sangat beracun. Ketika
tailing dari suatu kegiatan pertambangan dibuang di dataranatau badan air,
limbah unsur pencemar kemungkinan tersebar di sekitar wilayah tersebut dan
dapatmenyebabkan pencemaran lingkungan. Bahaya pencemaran lingkungan ini
terbentuk jika tailing yangmengandung unsur tersebut tidak ditangani secara
tepat.Tingginya tingkat pelapukan kimiawi dan aktivitas biokimia pada wilayah
tropis, akan menunjangpercepatan mobilisasi unsur-unsur berpotensi racun.
Selanjutnya dapat memasuki sistem air permukaanatau merembes ke dalam
akifer-akifer air tanah setempat. Ini terjadi di negara-negara yangmemproduksi
emas dan logam dasar (Herman, D.Z. 2006).Sumber pencemaran arsen juga dapat
berasal dari:1.Pembakaran kayu yang diawetkan oleh senyawa arsen pentavalen,
dapat menaikkan kadar arsen diudara.2.Pusat listrik tenaga panas bumi
(geothermal) yang dapat menyebabkan kontaminasi arsen pada udaraambient.3.Pupuk
yang di dalamnya mengandung arsen.
C. Dampak
akibat pencemaran logam dan limbah berbahaya
Dampak yang
terjadi terhadap manusia
1.
Dampak
Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh Logam Berat Timbal (Pb).
Menurut
ketentuan WHO, kadar Pb dalam darah manusia yang tidak terpapar oleh Pb adalah
sekitar 10-25 ug/100 ml. Pada penelitian yang dilakukan di industri proses daur
ulang aki bekas, Suwandi (1995) menemukan bahwa kadar Pb udara di daerah
terpapar pada malam hari besarnya sepuluh kali lipat kadar Pb di daerah tidak
terpapar pada malan hari (0,0299 mg/m3 vs 0,0028 mg/m3), sedangkan rerata kadar
Pb Blood ( Pb-B ) di daerah terpapar 170,44 ug/100 ml dan di daerah tidak
terpapar sebesar 45,43 ug/100 ml. Juga ditemukan bahwa semakin tinggi kadar
Pb-B, semakin rendah kadar Hb nya.
Pada penelitian mengenai kadar Pb di udara ambien dan hubungan antara kadar Pb-B dengan IQ anak sekolah, Susanto (1997) menemukan bahwa kadar Pb udara ambien di daerah penelitian sebesar 0,00103 mg/m3, masih dibawah nilai baku mutu yang besarnya 0,060 mg/m3. Didapatkan pula bahwa kadar Pb-B anak SD di kawasan tertib lalu-lintas (sekitar 39,73 ug/100 ml) lebih tinggi dari kadar Pb-B di luar kawasan tertib lalu lintas (16,30 ug/100 ml). Tidak di temukan pula perbedaan yang bermakna antara IQ anak sekolah SD di kawasan tertib lalu lintas dan di luar kawasan tertib lalu lintas. Mukono dkk. yang pada tahun 1991 meneliti status kesehatan dan kadar Pb-B karyawan SPBU (Setasiun Pompa Bensin Umum) di Jawa Timur, menemukan bahwa pemeriksaan darah lengkap pada karyawan SPBU dengan penjualan bensin kurang dari 8 ribu liter lebih baik dari karyawan SPBU yang menjual bensin lebih dari 10 ribu liter per hari. Didapatkan pula bahwa rerata kadar Pb-B karyawan SPBU sebesar 77,59 ug/100 ml.
Pada penelitian mengenai kadar Pb di udara ambien dan hubungan antara kadar Pb-B dengan IQ anak sekolah, Susanto (1997) menemukan bahwa kadar Pb udara ambien di daerah penelitian sebesar 0,00103 mg/m3, masih dibawah nilai baku mutu yang besarnya 0,060 mg/m3. Didapatkan pula bahwa kadar Pb-B anak SD di kawasan tertib lalu-lintas (sekitar 39,73 ug/100 ml) lebih tinggi dari kadar Pb-B di luar kawasan tertib lalu lintas (16,30 ug/100 ml). Tidak di temukan pula perbedaan yang bermakna antara IQ anak sekolah SD di kawasan tertib lalu lintas dan di luar kawasan tertib lalu lintas. Mukono dkk. yang pada tahun 1991 meneliti status kesehatan dan kadar Pb-B karyawan SPBU (Setasiun Pompa Bensin Umum) di Jawa Timur, menemukan bahwa pemeriksaan darah lengkap pada karyawan SPBU dengan penjualan bensin kurang dari 8 ribu liter lebih baik dari karyawan SPBU yang menjual bensin lebih dari 10 ribu liter per hari. Didapatkan pula bahwa rerata kadar Pb-B karyawan SPBU sebesar 77,59 ug/100 ml.
Paparan
bahan tercemar Pb dapat menyebabkan gangguan pada organ sebagai berikut :
a). Gangguan pada sistem syaraf.
Susunan syaraf merupakan jaringan yang sangat peka terhadap bahan pencemar Pb. Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Pb dapat berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak-anak dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.
b). Gangguan pada sistem urogenetal .
Bahan pencemar Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.
c). Gangguan pada sistem reproduksi
Sistem reproduksi dapat pula terganggu fungsinya akibat terpapar oleh logam berat Pb. Gangguan terhadap sistem reproduksi dapat berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin. Logam berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom. Anak-anak sangat peka terhadap paparan Pb di udara. Paparan Pb dengan kadar yang rendah yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ .
d). Gangguan pada sistem hemopoitik.
Unsur hemopoitik yang peka terhadap paparan Pb adalah hemoglobin yang menyebabkan terjadinya anemia. Efek paparan Pb tersebut menyebabkan terjadinya terjadinya penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid) urine. Pada anak – anak juga terjadi peningkatan ALA dalam darah. Efek dominan dari keracunan Pb pada sistem hemopoitik adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP (Coproporphyrine). Dapat dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari keracunan Pb pada manusia. Anemia tidak terjadi pada karyawan industri dengan kadar Pb-B (kadar Pb dalam darah) dibawah 110 ug/100 ml.
e). Gangguan pada sistem syaraf.
Anak –anak lebih peka terhadap paparan Pb, utamanya organ otak lebih sensitif pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan.
Pada anak dengan kadar Pb darah (Pb-B) sebesar 40-80 ug/100 ml dapat timbul gejala gangguan hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala yang timbul pada lead encephalopathy antara lain adalah rasa cangung, mudah tersinggung, dan penurunan pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi sudah mulai terpapar oleh Pb, maka pengaruhnya pada profil psikologis dan penampilan pendidikannya akan tampak pada umur sekitar 5-15 tahun. Akan timbul gejala tidak spesifik berupa hiperaktifitas atau gangguan psikologis jika terpapar Pb pada anak berusi 21 bulan sampai 18 tahun.
a). Gangguan pada sistem syaraf.
Susunan syaraf merupakan jaringan yang sangat peka terhadap bahan pencemar Pb. Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Pb dapat berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak-anak dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.
b). Gangguan pada sistem urogenetal .
Bahan pencemar Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.
c). Gangguan pada sistem reproduksi
Sistem reproduksi dapat pula terganggu fungsinya akibat terpapar oleh logam berat Pb. Gangguan terhadap sistem reproduksi dapat berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin. Logam berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom. Anak-anak sangat peka terhadap paparan Pb di udara. Paparan Pb dengan kadar yang rendah yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ .
d). Gangguan pada sistem hemopoitik.
Unsur hemopoitik yang peka terhadap paparan Pb adalah hemoglobin yang menyebabkan terjadinya anemia. Efek paparan Pb tersebut menyebabkan terjadinya terjadinya penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid) urine. Pada anak – anak juga terjadi peningkatan ALA dalam darah. Efek dominan dari keracunan Pb pada sistem hemopoitik adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP (Coproporphyrine). Dapat dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari keracunan Pb pada manusia. Anemia tidak terjadi pada karyawan industri dengan kadar Pb-B (kadar Pb dalam darah) dibawah 110 ug/100 ml.
e). Gangguan pada sistem syaraf.
Anak –anak lebih peka terhadap paparan Pb, utamanya organ otak lebih sensitif pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan.
Pada anak dengan kadar Pb darah (Pb-B) sebesar 40-80 ug/100 ml dapat timbul gejala gangguan hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala yang timbul pada lead encephalopathy antara lain adalah rasa cangung, mudah tersinggung, dan penurunan pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi sudah mulai terpapar oleh Pb, maka pengaruhnya pada profil psikologis dan penampilan pendidikannya akan tampak pada umur sekitar 5-15 tahun. Akan timbul gejala tidak spesifik berupa hiperaktifitas atau gangguan psikologis jika terpapar Pb pada anak berusi 21 bulan sampai 18 tahun.
Untuk
melihat hubungan antara kadar Pb-B dengan IQ (Intelegance Quation) telah
dilakukan penelitian pada anak berusia 3 sampai 15 tahun dengan kondisi sosial
ekonomi dan etnis yang sama. Pada sampel dengan kadar Pb-B sebesar 40-60 ug/ml
ternyata mempunyai IQ lebih rendah apabila dibandingkan dengan sampel yang
kadar Pb-B kurang dari 40 ug/ml. Pada dewasa muda yang berumur sekitar 17 tahun
tidak tampak adanya hubungan antara Pb-B dan IQ.
Gambaran
klinis akibat keracunan Pb terhadap gangguan syaraf perifer dapat berupa
semutan dan kulit terasa tebal. Keracunan kronis Pb akan meningkatkan kematian
yang disebabkan oleh kelainan cerebro vasculer. Efek keracunan timbal (Pb)
terhadap saluran pencernaan berupa abdominal colic. Efek negatif terhadap liver
adalah meningkatnya enzym SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase).
Masyarakat dapat terpapar oleh Pb melalui pencemaran udara, air dan tanah serta dapat pula masuk kedalam tubuh melalui makanan/minuman, obat-obatan, rokok dan terpapar oleh cat. Paparan kronis oleh Pb dapat menyebabkan tertimbunnya Pb dalam organ atau jaringan dan cairan tubuh. Dalam keadaan ini dapat terdeteksi adanya Pb dalam urine, feces, keringat ,rambut dan kuku.
Masyarakat dapat terpapar oleh Pb melalui pencemaran udara, air dan tanah serta dapat pula masuk kedalam tubuh melalui makanan/minuman, obat-obatan, rokok dan terpapar oleh cat. Paparan kronis oleh Pb dapat menyebabkan tertimbunnya Pb dalam organ atau jaringan dan cairan tubuh. Dalam keadaan ini dapat terdeteksi adanya Pb dalam urine, feces, keringat ,rambut dan kuku.
Logam
berat Pb yang terdeteksi dalam darah merupakan indikator penting akibat paparan
dan seberapa jauh akibat/efek yang ditimbulkan. Paparan oleh Pb yang cukup
tinggi di industri dapat memberikan gangguan cerebrovaskular seperti perdarahan
otak, trombosis, dan arterio sclerosis.. Karyawan industri dengan masa kerja 20
tahun dan terpapar timbal dengan kadar yang cukup tinggi menunjukkan kadar
timbal dalam urine sebanyak 100 - 250 ug/liter. Pada pria yang bekerja selama
15 tahun pada pabrik aki dan pengecoran Pb yang kadar Pb udaranya melebihi 0,15
ug/m3 dapat timbul hipertensi.
Implikasi klinik akibat tercemar oleh Pb dapat ditunjukan oleh hubungan antara dosis-efek dan dosis-respon. Hubungan antara dosis-efek ditunjukkan oleh besarnya dosis dengan intensitas yang spesifik pada seseorang. Sebagai contoh adalah bagaimana hubungan antara Pb-B (kadar Pb di dalam darah) dengan persentasi inhibisi dari ALAD (Amino Levulinic Acid Dehydratase) dalam darah. Sedangkan hubungan dosis-respon ditunjukkan oleh hubungan antara dosis paparan dengan proporsi populasi penduduk yang terkena efek paparan.
Implikasi klinik akibat tercemar oleh Pb dapat ditunjukan oleh hubungan antara dosis-efek dan dosis-respon. Hubungan antara dosis-efek ditunjukkan oleh besarnya dosis dengan intensitas yang spesifik pada seseorang. Sebagai contoh adalah bagaimana hubungan antara Pb-B (kadar Pb di dalam darah) dengan persentasi inhibisi dari ALAD (Amino Levulinic Acid Dehydratase) dalam darah. Sedangkan hubungan dosis-respon ditunjukkan oleh hubungan antara dosis paparan dengan proporsi populasi penduduk yang terkena efek paparan.
2.
Dampak
Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh Logam Berat Merkuri (Hg).
Studi
epidemiologi menunjukkan bahwa keracunan metil dan etil merkuri sebagian besar
di sebabkan oleh konsumsi ikan yang di peroleh dari daerah tercemar atau
makanan yang berbahan baku tumbuhan yang disemprot dengan pestisida jenis
fungisida alkil merkuri. Pada tahun 1968 Katsuna melaporkan adanya epidemi
keracunan Hg di Teluk Minamata, dan pada tahun 1967 terjadi pencemaran Hg di
sungai Agano di Nigata. Pada saat terjadi epidemi, kadar Hg pada ikan di Teluk
Minamata sebesar 11 ug/kg berat basah dan di sungai Agano sebesar 10 ug/kg
berat basah.
Kejadian di Irak pada tahun 1971-1972 terjadi keracunan alkil merkuri akibat mengkonsumsi gandum yang disemprot dengan alkil merkuri yang menyebabkan 500 orang meninggal dunia dan 6000 orang masuk rumah sakit.
Penelitian Eto (1999), menyimpulkan bahwa efek keracunan Hg tergantung dari kepekaan individu dan faktor genetik. Individu yang peka terhadap keracunan Hg adalah anak dalam kandungan (prenatal), bayi, anak-anak, dan orang tua.
Gejala yang timbul akibat keracunan Hg dapat merupakan gangguan psikologik berupa rasa cemas dan kadang timbul sifat agresi.
Kejadian di Irak pada tahun 1971-1972 terjadi keracunan alkil merkuri akibat mengkonsumsi gandum yang disemprot dengan alkil merkuri yang menyebabkan 500 orang meninggal dunia dan 6000 orang masuk rumah sakit.
Penelitian Eto (1999), menyimpulkan bahwa efek keracunan Hg tergantung dari kepekaan individu dan faktor genetik. Individu yang peka terhadap keracunan Hg adalah anak dalam kandungan (prenatal), bayi, anak-anak, dan orang tua.
Gejala yang timbul akibat keracunan Hg dapat merupakan gangguan psikologik berupa rasa cemas dan kadang timbul sifat agresi.
Berdasarkan
temuan Diner dan Brenner (1998) serta Frackelton dan Christensen (1998) dikatakan
bahwa diagnose klinis keracunan Hg tidaklah mudah dan sering dikaburkan dengan
diagnose kelainan psikiatrik dan autisme. Kesukaran diagnose tersebut
disebabkan oleh karena panjangnya periode laten dari mulai terpapar sampai
timbulnya gejala dan tidak jelasnya bentuk gejala yang timbul, yang mirip
dengan kelainan psikiatrik.
Diagnose keracunan Hg dengan pemeriksaan urine, darah, kuku dan rambut
Keracunan Hg yang sering disebut sebagai mercurialism banyak ditemukan di negara maju, misalnya Mad Hatter’s Disease yang merupakan suatu outbreak keracunan Hg yang diderita oleh karyawan di Alice Wonderland, Minamata Disease yang merupakan suatu outbreak keracunan Hg pada penduduk makan ikan yang terkontaminasi oleh Hg
di Minamata Jepang, dan kejadian ini dikenal sebagai Minamata Disease. Penyakit lain yang disebabkan oleh keracunan Hg adalah Pink Disease yang terjadi di Guatemala dan Rusia yang merupakan outbreak keracunan Hg akibat mengkonsumsi padi-padian yang terkontaminasi oleh Hg.
Diagnose keracunan Hg dengan pemeriksaan urine, darah, kuku dan rambut
Keracunan Hg yang sering disebut sebagai mercurialism banyak ditemukan di negara maju, misalnya Mad Hatter’s Disease yang merupakan suatu outbreak keracunan Hg yang diderita oleh karyawan di Alice Wonderland, Minamata Disease yang merupakan suatu outbreak keracunan Hg pada penduduk makan ikan yang terkontaminasi oleh Hg
di Minamata Jepang, dan kejadian ini dikenal sebagai Minamata Disease. Penyakit lain yang disebabkan oleh keracunan Hg adalah Pink Disease yang terjadi di Guatemala dan Rusia yang merupakan outbreak keracunan Hg akibat mengkonsumsi padi-padian yang terkontaminasi oleh Hg.
Kadar
Hg di udara ambien daerah yang tidak tercemar oleh Hg berkisar antara 20-50
ng/m3. Dengan kadar Hg udara ambien sebesar 50 ng/m3, dalam waktu tiga hari
banyaknya Hg yang terhisap oleh paru sebesar 1 µg/hari. Gejala klinis yang
timbul, tergantung pada banyaknya Hg yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari
gejala yang paling ringan yaitu parestesia sampai gejala yang lebih berat yaitu
ataxia, dysarthria bahkan dapat menyebabkan kematian. Paparan oleh Hg (biasanya
berupa metil merkuri) pada saat prenatal akan nampak setelah bayi lahir yang
dapat berupa cerebral palsy maupun retardasi mental. Keracunan ini dapat
terjadi jika pada ibu hamil yang mengkonsumsi daging binatang yang diberi pakan
padi-padian yang disemprot fungisida yang mengandung metil merkuri.
Keracunan
Hg yang akut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saluran pencernaan,
gangguan kardiovasculer, kegagalan ginjal akut maupun shock. Pada pemeriksaan
laboratorium tampak terjadinya denaturasi protein enzim yang tidak aktif dan
kerusakan membran sel.
Metil
maupun etil merkuri merupakan racun yang dapat mengganggu susunan syaraf pusat
(serebrum dan serebellum) maupun syaraf perifer. Kelainan syaraf perifer dapat
berupa parastesia, hilangnya rasa pada anggota gerak dan sekitar mulut serta
dapat pula terjadi menyempitnya lapangan pandang dan berkurangnya pendengaran.
Keracunan merkuri dapat pula berpengaruh terhadap fungsi ginjal yaitu
terjadinya proteinuria. Pada karyawan yang terpapar kronis oleh fenil dan alkil
merkuri dapat timbul dermatitis. Selain mempunyai efek pada susunan syaraf, Hg
juga dapat menyebabkan kelainan psikiatri berupa insomnia, nervus, kepala
pusing, gampang lupa, tremor dan depresi.
Pada
dasarnya besarnya risiko akibat terpapar oleh Hg, tergantung dari sumber Hg di
lingkungan, tingkat paparan, teknik pengambilan sampel, analisis sampel dan
hubungan dosis-respon.
Mercury termasuk bahan teratogenik. MeHg didistribusikan
keseluruh jaringan terutama di darah dan otak. MeHg terutama terkonsentrasi
dalam darah dan otak. 90% ditemukan dalam darah merah.
Efek Fisiologis :
Efek toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat
(SSP) dan ginjal, dimana mercury terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan
SSP dan ginjal antara lain tremor, kehilangan daya ingat.
Efek pada pertumbuhan :
MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap
pertumbuhan bayi. Kadar MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan
darah ibu mempunyai kaitan signifikan.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajan MeHg bisa
menderita kerusakan otak dengan manifestasi :
-
Retardasi mental
-
Tuli
-
Penciutan lapangan pandang
-
Buta
-
Microchephaly
-
Cerebral Palsy
-
Gangguan menelan
Efek lainnya adalah terhadap sistem pernafasan dan
pencernaan makanan dapat terjadi pada keracunan akut.
Inhalasi dari elemental Mercury dapat mengakibatkan
kerusakan berat dari jaringan paru. Sedangkan keracunan makanan yang mengandung
Mercury dapat menyebabkan kerusakan liver.
3.
Dampak Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh
Logam Berat Cadmium (Cd).
Oksida
dari kadmium adalah logam yang toksisitasnya tinggi. Sebagian besar kontaminasi
oleh kadmium pada manusia melalui makanan dan rokok. Waktu paruh kadmium
kira-kira 10-30 tahun. Akumulasi pada ginjal dan hati 10-100 kali konsentrasi
pada jaringan yang lain.
Logam
cadmium dalam tubuh manusia terutama akan dieleminasi melalui urine. Hanya
sedikit kadmium yang diabsorbsi yaitu sekitar 5-10%. Absorbsi dipengaruhi
factor diet sep erti intake protein, calcium, vitamin D dan trace logam seperti
seng (Zn). Proporsi yang besar adalah absorbsi malalui pernafasan yaitu antara
10-40% tergantung keadaan fisik wilayah Uap kadmium sangat toksis dengan lethal
dose melalui pernafasan diperkirakan 10 menit terpapar sampai dengan 190 mg/m3
atau sekitar 8 mg/m3 selama 240 menit akan dapat menimbulkan kematian. Gejala
umum keracunan Cd adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk-batuk dan
lemah.
Paparan
akut oleh kadmium (Cd) akan menyebabkan gejala nausea (mual), muntah, diare,
kram, otot, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati,
gangguan kardiovaskuler, empisema dan degenerasi testicular (Ragan & Mast
1990).
Dosis mematikan (lethal dose) secara akut diperkirakan sekitar 500 mg/kg untuk dewasa dan efek dosis akan nampak jika terabsorbsi 0,043 mg/kg per hari (Ware, 1989)
Gejala akut akibat keracunan Cd (cadmium).
Gejala akut :
Sesak dada, kerongkongan kering dan dada terasa sesak (constriction of chest ), nafas pendek, nafas terengah-engah , distress dan bisa berkembang ke arah penyakit radang paru-paru. diserta sakit kepala dan menggigil kemungkinan .dapat diikuti kematian.
Gejala kronis:
Nafas pendek, kemampuan mencium bau menurun., berat badan menurun dan gigi terasa ngilu serta berwarna kuning keemasan.
Selain menyerang pernafasan dan gigi, keracunan yang bersifat kronis menyerang juga saluran pencernaan, ginjal, hati dan tulang.
Dosis mematikan (lethal dose) secara akut diperkirakan sekitar 500 mg/kg untuk dewasa dan efek dosis akan nampak jika terabsorbsi 0,043 mg/kg per hari (Ware, 1989)
Gejala akut akibat keracunan Cd (cadmium).
Gejala akut :
Sesak dada, kerongkongan kering dan dada terasa sesak (constriction of chest ), nafas pendek, nafas terengah-engah , distress dan bisa berkembang ke arah penyakit radang paru-paru. diserta sakit kepala dan menggigil kemungkinan .dapat diikuti kematian.
Gejala kronis:
Nafas pendek, kemampuan mencium bau menurun., berat badan menurun dan gigi terasa ngilu serta berwarna kuning keemasan.
Selain menyerang pernafasan dan gigi, keracunan yang bersifat kronis menyerang juga saluran pencernaan, ginjal, hati dan tulang.
4. Arsenik (As)
Arsen dalam tubuh dapat mengganggu
daya pandang mata, hiperpigmentasi (kulit menjadi berwarna gelap),
hiperkeratosis (penebalan kulit), pencetus kanker, infeksi kulit (dermatitis).
Selain itu, dapat menyebabkan kegagalan fungsi sumsum tulang, menurunnya sel
darah, gangguan fungsi hati, kerusakan ginjal, gangguan pernafasan, kerusakan
pembuluh darah, varises, gangguan sistem reproduksi, menurunnya daya tahan
tubuh, dan gangguan saluran pencernaan.
Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak
lama, yang dapat mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan
kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah
iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan diare.
Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah
merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di
hati dan ginjal.
5.
Chromium
(Cr)
Cr dalam tubuh dapat berakibat buruk
terhadap sistem saluran pernafasan, kulit, pembuluh darah, dan ginjal. Dampak
kandungan logam berat memang sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun, kita dapat
mencegahnya dengan meningkatkan kesadaran untuk ikut serta melestarikan sumber
daya hayati serta menjaga kesehatan baik untuk diri sendiri maupun keluarga.
Salah satu cara sederhana untuk menjaga kesehatan adalah dengan mendeteksi
kondisi air yang kita gunakan sehari-hari, terutama kebutuhan untuk minum. Jika
kondisi air Anda sudah terdeteksi, maka akumulasi logam berat dalam tubuh dapat
kita cegah.
D. Cara
menanggulangi pencemaran
a. Cara menanggulagi merecuri
Upaya
Penanggulangan
Hingga saat ini belum ditemukan antidote maupun obat
untuk menangani keracunan kronis Hg. Untuk keracunan kronis Hg. Untuk keracunan
akut, bisa diberikan BAL (British Anti Lewisite), senyawa yang mengandung
2,3-merkaptopropanol (H2SC-CSH-CH2OH), atau Ca-EDTA (kalsium etilendiamin tetra
asetat)dan NAP (N-Asetil-d,-penicilamin). Senyawa tersebut akan membentuk
kompleks dengan Hg serta meningkatkan ekskresi Hg melalui urin. Hewan yang
keracunan Hg bisa diberi BAL (dimercaptopropanol, dimercaprol, dithioglycerol)
atau D-penicillamine sebagai antidot bagi manusia, sedangkan sebagai
pertolongan pertama bisa diberikan pencuci alat pencernaan berupa larutan yang
mengandung protein,seperti susu atau putih telur.
1.
Langkah
Penyelesaian
a)
Penyelesaian
masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah
pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah
dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya
dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse)
dan daur ulang (recycle).
b)
Di
bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi
jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent,
Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green
Chemistry. Green chemistry merupakan segala produk dan proses kimia yang
mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.
c)
Tindakan
pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau
bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.
Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi
alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan
(sustainable development).
d)
Langkah
pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring
lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk
permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan
pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan
negara lain.
b. Contoh
kasus
Perairan
Teluk Buyat terletak di Desa Ratatotok, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Desa ini terkenal dengan tambang emas yang dikelola oleh rakyat dengan metode
tradisional. Pada tahun 1987 secara resmi Pemerintah Sulawesi Utara sudah
menutup kegiatan pertambangan rakyat di desa ini. Pada tahun 1996 sebuah
perusahaan PMA yaitu PT. Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) memulai kegiatan
pertambangan yang dikelola secara besar-besaran. Limbah tailing-nya dibuang ke
perairan ini pada kedalaman 82 meter melalui sebuah pipa. Selain itu beberapa
desa yang berbatasan dengan Desa Ratatotok ini masih melakukan kegiatan
pertambangan yang dikelola oleh rakyat. Dalam pengolahannya digunakan Iogam
berat merkuri untuk mengikat emas. Limbah yang mengandung logam berat terutama merkuri
dibuang langsung ke tanah dan sungai yang ada kemudian mengalir ke perairan di
sekitar Teluk Buyat. Merkuri merupakan
salah satu logam berat yang banyak dimanfaatkan oleh manusia, tetapi berbahaya
untuk lingkungan dan kesehatan. Hal ini terjadi karena salah sifat dari merkuri
yang dapat terakumulasi dalam tubuh suatu organisme dalam jangka waktu yang
lama. Daya racun merkuri terhadap organisme perairan terutama disebabkan
terjadinya perubahan komponen merkuri anorganik menjadi merkuri organik (metil
merkuri) oleh jasad renik dalam air. Senyawa metil merkuri bersifat mudah
diabsorbsi dan terakumulasi dalam jaringan tubuh organisme dan tahan terhadap
penguraian lebih lanjut (OECD dalam Laws, 1981). Gambaran secara umum kadar bahan pencemar
dalam suatu lingkungan dapat diketahui dengan menggunakan beberapa indikator
yang dapat mengakumulasi bahan-bahan pencemar yang ada sehingga dapat mewakili
keadaan lingkungan tersebut. Dalam lingkungan perairan ada 3 media yang dapat
dipakai sebagai indikator pencemaran logam berat merkuri yaitu air, sedimen,
dan organisme hidup.
Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui besamya kandungan logam berat merkuri
dalam air laut, sedimen dan kerang sebagai indikator pencemaran di perairan
Teluk Buyat dan sekitamya dan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kegiatan
pertambangan emas terhadap kualitas perairan Teluk Buyat dan sekitamya. Pengambilan contoh dilakukan di 3 lokasi
yaitu Pantai Kotabunan (lokasi A) dengan 10 stasiun, Teluk Buyat (lokasi B)
dengan 10 stasiun dan Teluk Totok (lokasi C) dengan 5 stasiun.
Berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1) Kandungan
merkuri dalam air laut, sedimen, dan kerang di lokasi A (Pantai Kotabunan)
lebih tinggi dad lokasi B (Teluk Buyat) dan lokasi C (Teluk Totok). Hasil uii
statistik menunjukkan adanya perbedaan secara nyata antara kandungan merkuri
dalam air laut, sedimen, dan kerang di lokasi A dengan lokasi B dan C,
sedangkan merkuri dalam air Taut di lokasi B tidak berbeda nyata dengan lokasi
C.
2) Kandungan
merkuri dalam sedimen dan kerang di lokasi C sebagai kontrol lebih tinggi
daripada lokasi B. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar merkuri dari
pertambangan rakyat pada waktu lalu yang masuk dalam Iingkungan perairan
mengendap di dasar perairan dan terakumulasi dalam tubuh kerang.
3) Kandungan
merkuri dalam sedimen dan kerang di lokasi A (Pantai Kotabunan) lebih tinggi
dibandingkan dengan lokasi B (Teluk Buyat), dan lokasi C (Teluk Totok) lebih
tinggi dari lokasi B, ini menunjukkan bahwa proses pengolahan emas yang
dikelola secara tradisional oleh rakyat adalah sumber utama pencemaran merkuri
di daerah penelitian. Untuk
mengendalikan pencemaran merkuri perlu adanya pengolahan limbah secara terpadu
dan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Sulawesi. Maka mengingat saat ini
banyak kegiatan pertambangan rakyat di daerah ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a.
Pencemaran logam
bisa berupa
1.
Pb
2.
Cadmium
3.
Chromium
4.
Mercury
5.
Arsen
b.
Pencemaran berasal
dari berbagai industry
c.
Limbah logam
tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
B. Saran
Sebaiknya industri yang
menghasilkan limbah tersebut mengolah limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang
ke lingkungan agar tidak menbahayakan lingkungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar