Pengendalian
mikroorganisme secara fisik
a)
Suhu rendah
Suhu
rendah tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat perkembangbiakannya.
Dengan demikian pertumbuhan mikroorganisme semakin berkurang seiring dengan
semakin rendahnya suhu, dan akhirnya di bawah “suhu pertumbuhan minimum” perkembangbiakannya
akan berhenti.
Suhu terlalu rendah hingga di bawah suhu optimum pertumbuhan dapat menekan laju metabolisme Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, dan Bacillus cereus hingga laju terhenti. Namun, beberapa mikroba mempunyai kemampuan untuk dapat bertahan hidup pada keadaan yang sangat dingin. Mikroba yang ada pada kondisi beku dianggap dorman karena tidak terdeteksi adanya aktifitas metabolik. Hal ini merupakan dasar bagi berhasilnya pengawetan pangan dengan suhu rendah
Suhu terlalu rendah hingga di bawah suhu optimum pertumbuhan dapat menekan laju metabolisme Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, dan Bacillus cereus hingga laju terhenti. Namun, beberapa mikroba mempunyai kemampuan untuk dapat bertahan hidup pada keadaan yang sangat dingin. Mikroba yang ada pada kondisi beku dianggap dorman karena tidak terdeteksi adanya aktifitas metabolik. Hal ini merupakan dasar bagi berhasilnya pengawetan pangan dengan suhu rendah
b)
Pengeringan
Pengeringan
identik dengan pengurangan aktivitas air. Pada aw kurang dari 0,70 pertumbuhan
agen penyebab infeksi dan intoksikasi tidak perlu dikuatirkan lagi. Pada produk
yang dikeringkan, mikroorganisme berada dalam keadaan “tidur” atau dengan
perkataan lain berada dalam fase lag yang diperpanjang. Bila terjadi
rekonstruksi (penyerapan air kembali) maka flora yang ada dalam bahan makanan
dapat kembali beraktivitas. Secara umum pengeringan dibedakan menjadi
pengeringan di bawah tekanan udara dan pengeringan vakum. Proses yang khusus
adalah kombinasi antara pembekuan dan penghilangan air dengan atau tanpa vakum.
Pengeringan dengan udara dilakukan dalam udara yang bergerak, dalam ruang
pengeringan yang dipanaskan, dll.
Faktor yang mempengaruhi lamanya mikroorganisme mati
setelah dilakukan pengeringan
a.
macam mikroorgaanissme
b.
Bahan pembawa yang akan dipakai untuk mengeringkan mikroorganisme
c.
Kesempurnaan proses pengeringan
d.
Kondisi fissik (cahaya, suhu, kelembaban yang dikenakan pada organisme yaang dikeringkan.
c) Radiasi
·
Radiasi
ultraviolet :
Ultraviolet
merupakan unsur bakterisidal utama pada sinar matahari
yang
meneyebabkan perubahan-perubahan di dalam sel berupa :
-
Denaturasi protein
-
Kerusakan DNA
-
Hambatan repikasi DNA
-
Pembetukan H2O2 dan peroksida organik di dalam pembenihan
-
Merangsang pembentukan kolisin pada kuman kolisigenik dengan
merusak
penghambatnya di dalam sitoplasma.
Lampu
ultraviolet dipergunakan untuk :
-
Membunuh mikrooganisme
-
Membuat vaksin kuman dan virus
-
Mencegah infeksi melalui udara pada ruang bedah, tempat-tempat
umum
dan laboratorium bakteriologis.
Radiasi
sinar ultraviolet dapat mengurangi atau menginaktifkan jenis kapang perusak
pada gandum seperti, Penicillium rubrum dan Penicillium
purpurogenum yang terdapat dalam udara penyimpanan gandum (Siagian 2002).
Proses ini dilakukan pada gandum karena kadar air gandum yang rendah, sehingga
proses ini mampu menghambat aktifitas pertumbuhan mikroba pada gandum
·
Radiasi
sinar-X dan pengion lainnya :
Radiasi
pengion memiliki kapasitas lebih esar untuk menginduksikan
perubahan-perubahan
yang mematikan pada DNA sel. Cara ini berguna untuk
sterilisasi barang-barang sekali pakai misalnya benang bedah,
semperit sekali pakai, pembalut lekat dan lain-lain.
d) Filtrasi
Cara
sterilisasi ini berguna untuk:
·
larutan
antibiotika, serum, larutan karbohidrat dan lain-lainnya
·
memisahkan kuman dari
toksin dan bakterifage
·
menyaring kuman
yang jumlahnya sedikit di dalam suatu cairan.
Kerugian
cara penyaringan :
virus
dan mikoplasma dapat melewati saringan kuman, sehingga serum yang telah di saring tidak cukup aman untuk dipakai
didalam klinik karena mungkin masih mengandung virus
atau mikoplasma.
Jenis-jenis
saringan kuman ialah :
·
Tabung porselen
misalnya Berkefeld datau Chamberland
·
Filter
piringan asbes misalnya Seitz
·
Filter
dari gelas berlubang
·
Filter membran atau koloidon
e)
Pembersihan secara fisik
Hal yang harus dilakukan ketika mengolah dan menyajikan makanan untuk
mencegah penularan penyakit menular yaitu:
1) Selalu mencuci tangan sebelum memegang makanan, minuman dan peralatan. Karena tangan dapat memindahkan kuman (bibit penyakit)
dari sampah, daging mentah, piring kotor ataupun dari kotoran hidung maupun
tenggorokan kedalam makanan.
2) Memotong kuku agar tetap pendek dan tidak
menggunakan cat kuku dan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air
hangat. Gosok tangan terutama dibawah kuku selama 20 detik dengan sabun,
kemudian bersihkan dengan menggunakan air hangat. Jika tidak ada kertas toilet
bisa menggunakan pengering tangan dan tidak boleh menggunakan apron (celemek)
atau lap cuci untuk mengeringkan tangan. Pencucian tangan perlu dilakukan
kembali setelah menggunakan kamar kecil ataupun setelah kontak dengan cairan
tubuh ketika batuk atau bersin,Setelah
makan, merokok, memegang daging mentah, membuang sampah atau memindahkan piring
kotor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar